Bismillahirrohmanirrohim….
Saya tertarik bergabung dengan An Nahl pertama kali
karena ada anak kakak teman saya yang sekolah di PAUD An Nahl kemampuannya yang
membuat saya salut. Saat itu saya bermain di rumahnya. Dia membaca surat An
Naba’ sekitar beberapa ayat. Sayapun kaget mendengarnya.
Padahal
dia masih TK, dan pada saat itu saya masih kuliah semester 5. Dari sanalah asal
mula saya mendengar banyak sedikit tentang An Nahl. Sewaktu itu saya masih
ingat. Alasan wali murid pertama memasukkan sekolah di PAUD An Nahl yaitu
tentang materi pelajarannya yang Islami dan 1 guru membimbing hanya beberapa
anak (kalau saya tidak salah 1 guru membimbing kurang dari 10 murid).
Seiring berjalannya waktu, sayapun
wisuda dan mencoba melamar untuk bisa mengajar di PAUD An Nahl. Saya yang tidak
punya pengalaman dan keahlian sama sekali seperti guru- guru lain. Saya sempat
berfikir, jika saya tidak diterima di PAUD An Nahl ini, maka saya akan melamar
lagi ke SD An Nahl. Alhamdulillah…saya diterima dan sampai saat ini bertahan di
PAUD An Nahl. Perdana saya masuk ke sekolah ini, saya grogi. Bagaimana cara
saya dengan majelis guru? Dan bagaimana cara saya dengan murid? Bagaimana saya
bisa mengajar? Dan bagaimana saya bisa berinteraksi dengan baik disini? Dan
banyak hal lagi yang terfikirkan dibenak saya saat itu. Tepatnya hari
pendidikan nasional sayapun mulai mengajar di PAUD An Nahl ini. Saya bersyukur
hari pendidikan sama dengan hari perdana saya mengajar juga dan itu takkan
pernah terlupakan.
Interaksi dengan Bunda guru disini,
terlebih saya terkecil disini dan belum tau apa- apa.
Saat
baru beberapa hari disini, saat itu Bu Sil tak hadir karena sakit, itulah
pertama kali saya duterjunkan langsung sendiri untuk mengajat. Tanpa dibantu
apa- apa dan sayapun belum menguasai materi dan apa yang harus diajarkan kepada
siswa. Tapi harus, saya coba. Walau jauh dari harapan. Saya belum hafal dengan
doa- doa, hadist, lagu dan sebagainya.
Pertama saya bergabung ternyata
disini panggilan untuk guru terkadang di panggil Bunda atau boleh juga Ibuk.
Saat pagi hari bertemu, antara majlis guru dengan guru saling bersalaman, guru
dengan wali murid bersalaman dan guru dengan anak murid juga bersalaman dengan
mengucapkan assalamualaikum…Awalnya saya mencoba menyesuaikan diri di sekolah,
banyak hal yang terjadi. Pola pemikiran, watak dan tingkah laku masing- masing
kita berbeda. Tergantung bagaimana cara kita menanggapinya. Lebih- lebih saya
baru disini. Namun itu semua hanya sebatas di sekolah, dan habis di sekolah
juga.
Selain itu setiap hari jumat
diadakan kuliah, pengajian, seperti forum an- nisa’ dan berbagi ilmu lainnya di
PAUD An Nahl ini. Terimakasih Buk Betty Arianti dan semua Bunda guru di PAUD An
Nahl yang telah memberi saya ilmu dan pengalaman disini. Saya juga ingat, rasa
empati guru- guru disini saat bulan Ramadhan mengadakan pembagian sembako dan
saya melihat sendiri kepedulian Bunda guru terhadap orang kurang mampu, dan
saat ada seorang Ibu sembuh dari penyakit gula dan Bunda guru menyambutnya
begitu hangat. Lalu saya juga merasakan kepedulian Bunda guru terhadap siswa
disini boleh dikatakan care sekali, sampai Bunda guru memperhatikan keseharian
anak disini, tentang keluargannya dan mengajari anak disini untuk peduli juga
dengan sesama. Sayapun bergabung disini, merasa tidak di asingkan. Tapi Bunda
guru memanggil saya, disaat saya ragu saat berkumpul bersama- sama. Dan
Alhamdulillah…sekarang tak lagi seperti itu. Di sekolah ini saya belajar bukan
hanya seputar bagaimana menjadi seorang guru yang professional tapi juga
menjadi seorang istri dan Ibu yang baik untuk keluarga. Walau saya masih
gadisan, tapi mudah- mudahan nanti bisa saya terapkan sendiri.
Amin…..terimakasih banyak akan semua ilmu dan pengalaman yang saya dapat di
sekolah ini. Thanks Bunda Guru. You are example with me and all problem make I
understand life real.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar