Sabtu, 30 Desember 2017

ALIRAN RASA BUNDA SARI

Bismillahirrohmanirrohim….
Saya tertarik bergabung dengan An Nahl pertama kali karena ada anak kakak teman saya yang sekolah di PAUD An Nahl kemampuannya yang membuat saya salut. Saat itu saya bermain di rumahnya. Dia membaca surat An Naba’ sekitar beberapa ayat. Sayapun kaget mendengarnya.
Padahal dia masih TK, dan pada saat itu saya masih kuliah semester 5. Dari sanalah asal mula saya mendengar banyak sedikit tentang An Nahl. Sewaktu itu saya masih ingat. Alasan wali murid pertama memasukkan sekolah di PAUD An Nahl yaitu tentang materi pelajarannya yang Islami dan 1 guru membimbing hanya beberapa anak (kalau saya tidak salah 1 guru membimbing kurang dari 10 murid).            
            Seiring berjalannya waktu, sayapun wisuda dan mencoba melamar untuk bisa mengajar di PAUD An Nahl. Saya yang tidak punya pengalaman dan keahlian sama sekali seperti guru- guru lain. Saya sempat berfikir, jika saya tidak diterima di PAUD An Nahl ini, maka saya akan melamar lagi ke SD An Nahl. Alhamdulillah…saya diterima dan sampai saat ini bertahan di PAUD An Nahl. Perdana saya masuk ke sekolah ini, saya grogi. Bagaimana cara saya dengan majelis guru? Dan bagaimana cara saya dengan murid? Bagaimana saya bisa mengajar? Dan bagaimana saya bisa berinteraksi dengan baik disini? Dan banyak hal lagi yang terfikirkan dibenak saya saat itu. Tepatnya hari pendidikan nasional sayapun mulai mengajar di PAUD An Nahl ini. Saya bersyukur hari pendidikan sama dengan hari perdana saya mengajar juga dan itu takkan pernah terlupakan.
            Interaksi dengan Bunda guru disini, terlebih saya terkecil disini dan belum tau apa- apa.
Saat baru beberapa hari disini, saat itu Bu Sil tak hadir karena sakit, itulah pertama kali saya duterjunkan langsung sendiri untuk mengajat. Tanpa dibantu apa- apa dan sayapun belum menguasai materi dan apa yang harus diajarkan kepada siswa. Tapi harus, saya coba. Walau jauh dari harapan. Saya belum hafal dengan doa- doa, hadist, lagu dan sebagainya.
            Pertama saya bergabung ternyata disini panggilan untuk guru terkadang di panggil Bunda atau boleh juga Ibuk. Saat pagi hari bertemu, antara majlis guru dengan guru saling bersalaman, guru dengan wali murid bersalaman dan guru dengan anak murid juga bersalaman dengan mengucapkan assalamualaikum…Awalnya saya mencoba menyesuaikan diri di sekolah, banyak hal yang terjadi. Pola pemikiran, watak dan tingkah laku masing- masing kita berbeda. Tergantung bagaimana cara kita menanggapinya. Lebih- lebih saya baru disini. Namun itu semua hanya sebatas di sekolah, dan habis di sekolah juga.

            Selain itu setiap hari jumat diadakan kuliah, pengajian, seperti forum an- nisa’ dan berbagi ilmu lainnya di PAUD An Nahl ini. Terimakasih Buk Betty Arianti dan semua Bunda guru di PAUD An Nahl yang telah memberi saya ilmu dan pengalaman disini. Saya juga ingat, rasa empati guru- guru disini saat bulan Ramadhan mengadakan pembagian sembako dan saya melihat sendiri kepedulian Bunda guru terhadap orang kurang mampu, dan saat ada seorang Ibu sembuh dari penyakit gula dan Bunda guru menyambutnya begitu hangat. Lalu saya juga merasakan kepedulian Bunda guru terhadap siswa disini boleh dikatakan care sekali, sampai Bunda guru memperhatikan keseharian anak disini, tentang keluargannya dan mengajari anak disini untuk peduli juga dengan sesama. Sayapun bergabung disini, merasa tidak di asingkan. Tapi Bunda guru memanggil saya, disaat saya ragu saat berkumpul bersama- sama. Dan Alhamdulillah…sekarang tak lagi seperti itu. Di sekolah ini saya belajar bukan hanya seputar bagaimana menjadi seorang guru yang professional tapi juga menjadi seorang istri dan Ibu yang baik untuk keluarga. Walau saya masih gadisan, tapi mudah- mudahan nanti bisa saya terapkan sendiri. Amin…..terimakasih banyak akan semua ilmu dan pengalaman yang saya dapat di sekolah ini. Thanks Bunda Guru. You are example with me and all problem make I understand life real.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar