by : Betty Arianti
Dari Amiiril mukminiin
Abu Hafsh Umar bin Khatthab radhiallahu 'anhu ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya setiap amal itu disertai dengan niat, dan
sesungguhnya setiap amal seseorang tergantung kepada apa yang diniatkannya.
Karena itu siapa saja yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
tertuju pada Allah dan Rasul-Nya. Tetapi siapa saja yang melakukan hijrahnya
demi kepentingan dunia yang akan diperolehnya, atau karena perempuan yang akan
dinikahinya, maka hijrahnya sebatas kepada sesuatu yang menjadi tujuannya. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Saudariku, sudah hampir satu tahun dua kakak beradik Tessy dan Sari
sekolah di PAUD An Nahl. Tessy duduk di kelas kreatif, kelompok usia 4-5 tahun.
Namun perkembangannya tidak begitu berarti. Kelihatannya ia mempunyai banyak
potensi, akan tetapi sepertinya semua potensinya itu masih terpendam saja. Dia
tidak begitu ceria disekolah, banyak diam dan mengamati saja. Tidak dalam setiap
kegiatan dia mau terlibat, dan cendrung bergaul hanya dengan adiknya saja.
Hal yang sama juga terjadi
dengan Isen. Dia tidak mau masuk kedalam kelas. Maunya bermain diluar saja.
Bolak balik bermain ayunan, seluncuran, putar-putaran dan terowongan. Ia asyik
dan sibuk saja sendiri. Terpaksa mamanya harus ikut menemaninya bermain diluar.
Saya menduga "masalah
ini" pasti ada penyebabnya. Sesegera mungkin saya harus bertemu dengan
orang tuanya. Ada apa gerangan dengan anak-anak itu. Alhamdulillah saya bisa
berdialog langsung dengan kedua ayah dan bunda Tessy.
Saya sangat mengerti mereka
berdua cukup sibuk. Berangkat ke tempat kerja sebelum jam 7 pagi, dan baru
pulang kerumah sekitar jam 3 atau 4 sore, sedangkan anak-anak PAUD pulang
sekolah jam 11.oo siang. Jadi Tessy dan adiknya terpaksa harus dititip dulu
dengan bunda guru di sekolah. Sang ayah baru bisa menjemputnya jam 1 siang
ketika jam istirahat di kantornya. Alhamdulillah mereka aman disekolah karena
dititip dengan bu guru yang terbilang masih keluarga. Ayah dan bunda Tessy juga
percaya dengan pihak sekolah, sehingga mereka bisa bertugas dengan nyaman di
tempat kerja masing-masing.
Ketika berdialog, saya gali
informasi dari ayah dan bunda Tessy. Saya minta mereka menjawab dengan
sejujurnya, dari hati yang paling dalam, tentang tujuan mereka menyekolahkan
anak-anak di PAUD An Nahl. Ternyata, mereka berdua menjawab bahwa mereka merasa
aman dan nyaman telah menitipkan anak-anak "disini". Hanya sekadar
titip, tak lebih.
Setelah mendengarkan
"curhat" ayah dan bunda Tessy, saya menyarankan satu hal kepada
mereka,"Ayah dan Bunda, alangkah baiknya jika Ayah dan Bunda memperbaiki
NIAT untuk menyekolahkan anak-anak di PAUD An Nahl ini. Alangkah baiknya tidak
hanya sekadar menitipkan anak, dan merasa nyaman karena anak-anak sudah aman
bersama para Bunda Guru di sekolah. Tingkatkanlah niat, agar anak-anak bisa
beroleh manfaat dari semua rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran dan pendidikan di sekolah."
Tak perlu menunggu lama,
Saudariku. Para Bunda Guru merasa sangat senang dengan perkembangan Tessy yang
sangat pesat. Semua potensinya seakan berhamburan keluar. Ia begitu antusias
untuk ikut semua rangkaian kegiatan pembelajaran. Dikelas, tangannya hampir
selalu mengacung agar ditunjuk bunda guru. Gambar di jurnalnya bagus-bagus,tulisannya
cantik dan rapi, hafalan doa-doa, dan hafalan ayat-ayat Qur'annya lancar,
bahkan ia sudah hafal semua bacaan shalat.Dia juga sudah lancar membaca.
Pokoknya di semua sentra dialah bintangnya sekarang. Inilah dahsyatnya pengaruh
niat Saudariku.
Adapun Isen, saya teringat
waktu ayahnya pertama kali mengantarkannya kesekolah mengatakan, "Isen
belum mau sekolah Bet, biarlah main-main aja dulu". Ya, jadilah hampir setahun Isen
"main-main" aja dulu, kadang dia mau masuk ke kelas, kadang tidak.
Sampai akhirnya saya sarankan juga kepada bunda Isen untuk meningkatkan niat,
agar Isen tidak hanya "main" (sebenarnya seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran di PAUD dibungkus dengan bermain, bermain tapi belajar,
dan belajar sambil bermain).
Sekarang Isen sudah betah berada dalam kelas, dan ikut semua kegiatan,
walau sesekali mesti "mencigap" bunda dulu keluar. Demikianlah,
hebatnya pengaruh niat. Makanya dalam setiap kitab hadist apapun judulnya,
siapapun pengarangnya selalu menempatkan bab NIAT di urutan pertama. Wallahu
a'lam bisshowaab.
Tanah
Mati, 14 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar