SURAT TERBUKA UNTUK AYAH BUNDA (YANG TIDAK HADIR)
Dan dia memeriksa burung burung, lalu berkata,”Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata,” Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita yang meyakinkan.
(QS. An Naml : 20-22)
Ayah Bunda,....
Ayat diatas (juga) memberi pelajaran kepada kita tentang kehadiran dalam sebuah forum yang telah disepakati bersama. Kalau tidak hadir boleh dihukum atau menerima sangsi, kecuali ada alasan yang tepat atas ketidakhadiran itu.
Ayah Bunda bisa menyampaikan alasan ketidakhadiran (kegiatan parenting FORSWA) sebelum kegiatan berlangsung bukan? Teknologi sudah sangat memudahkan urusan itu untuk kita. Bisa lewat SMS, WA, massanger Facebook, Line, Telegram, e mail dan lain-lain. Atau bisa juga langsung kalau memang sudah direncanakan ketidakhadiran itu sebelumnya.
Alangkah bijaknya tidak hanya mengharap pemakluman orang lain (bunda guru dan pihak sekolah) atas ketidak hadiran kita. Sebaiknya clear and clarify agar tidak saling menduga-duga. Sampaikanlah dengan komunikasi yang baik. Bukankah begitu yang sudah kita ajarkan kepada anak-anak, para generasi emas harapan kita bersama ini?
Berbagai cara sudah kami usahakan dengan kreatif agar kegiatan parenting (pelajaran mendidik anak-anak) bisa sampai kepada kita bersama, tapi tetap tidak semua Ayah Bunda yang menyambutnya dengan baik dan antusias.
Tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua di daerah kita. Dulu semasa kita sekolah juga tidak ada pelajaran untuk menjadi orang tua. Kami sangat menyadari itu, makanya kami upayakan menjadi fasilitator untuk kegiatan parenting tersebut.
Beragam kegiatan yang lain daripada yang lain untuk semester dua ini sudah diupayakan agar kehadiran ayah bunda lebih maksimal. Sayang, ayah bunda menganggap enteng saja. Padahal dulu waktu mendaftar di PAUD ini surat kesepakatan kerjasama sudah ditanda tangani. Selanjutnya, acara ini sudah dibuat atas kesepakatan kita bersama. Undangan secara tertulis juga disampaikan. Ada materi parenting yang disampaikan bunda guru saat acara. Ditambah pula bonus door prize agar ada daya tarik lainnya. But?
Sebagian ayah bunda hanya bersemangat dan hadir saat anak-anak sendiri yang presentasi. Ini adalah soal RASA bunda. Bagaimana rasanya kalau kita yang punya “olek” tak ada atau sedikit undangan yang datang?
Ini aliran RASA ku. Bagaimana dengan rasamu? Tolong sampaikan apa lagi hendaknya yang harus kami perbuat untuk ayah bunda? Ibu dan ayah dari murid murid kami tercinta. Yang setiap hari bunda hantarkan kepada kami untuk kami bantu meringankan tugas ayah bunda dalam mendidiknya.
Hendaknya kita ingat bersama bahwa tugas mendidik anak-anak ini adalah kewajiban orang tua. Ia berada di pundak ayah bundanya masing-masing. Kelak akan diminta pertanggung jawabannya, bukan? Tugas bunda guru dan sekolah adalah membantu,karena ayah bunda mendelegasikannnya. Kami usahakan melaksanakan tugas kami dengan maksimal agar kami juga beroleh pahala yang tiada putus dari- NYA.
Bagaimana? Apakah ayah bunda masih bersedia melanjutkan kerjasama kita mendidik anak-anak istimewa ini?
-------------------------
Tanah Mati, 25 Februari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar